Minggu, 09 Desember 2018

FAITH DOES NOT QUIT

Yohanes 21:3, 6.
Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka TIDAK MENANGKAP APA-APA. 
Maka kata Yesus kepada mereka: "TEBARKAN JALAMU di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu MEREKA MENEBARKANNYA dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena BANYAKNYA IKAN. 

Pengalaman Petrus melaut di danau Tiberias/Galilea tentu tidak perlu diragukan lagi karena hampir seumur hidupnya dia bekerja sebagai nelayan di situ. Maka pastinya dia tahu betul di sekitar mana dan pada jam berapa ikan begitu mudah didapat. Namun sayangnya malam itu dia belum 'hoki', melaut semalaman, berusaha habis-habisan tapi hasilnya nihil.

Kini waktu melaut sudah habis, angin telah berbalik bertiup dari laut ke darat, ikan mulai menyelam ke bagian laut yang lebih dalam, artinya sudah bukan waktu terbaik untuk menjala ikan, dan Petrus pun harus kembali ke pantai dengan hasil nol besar.

Lelah.
Kecewa.
Bingung.
Marah.
Frustasi.

Itu manusiawi.

Namun justru di situlah, pada saat yang tidak pernah terduga itulah Yesus menyatakan dirinya. Secara waktu manusia ya memang sudah terlambat, namun waktu Tuhan tidak pernah demikian.

Ketaatan tidak mengenal waktu yang tepat. Percaya tidak mengenal kosakata menyerah. Mujizat dari pihak Tuhan tidak mengenal batasan waktu. Artinya Tuhan bisa bekerja kapan pun, dimana pun, dan dengan cara apa pun menurut keputusan kehendak-Nya.

Itu ilahi.

Pertanyaannya:
Apakah kita masih tetap percaya dan taat sekalipun "waktu yang terbaik" untuk hal tersebut rasanya sudah berlalu?

Jika Petrus gagal melemparkan jalanya sekali lagi, dia menyerah pada keadaaannya yang mengecewakan itu, maka cerita hasil tangkapan BANYAKNYA IKAN, di tengah waktu yang tidak tepat, tidak akan pernah terjadi!

Demikianlah Tuhan akan membawa umat-Nya masuk sampai ke area "tidak ada dasar lagi" untuk melatih kita tetap percaya dalam arti yang sesungguhnya.

ALLAH ADALAH PENYATAAN.
IMAN ADALAH PENGENALAN.
TAAT ADALAH PENGALAMAN.

INILAH KEKAYAAN ROHANI YANG SEJATI.

Selasa, 31 Mei 2016

SELF ENCOURAGING

“Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena KATANYA DALAM HATINYA: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.“ (Matius 9:20-22).
Entah apa namanya perbuatan si wanita pendarahan itu. Self confession-kah? Self affirmation-kah? Self faith-kah? Apapun itu, yang pasti hasilnya dia disembuhkan! Dan saya lebih condong menyebutkan SELF ENCOURAGEMENT, alias menguatkan diri sendiri.
Mungkin tak ada salahnya juga menguatkan diri sendiri dengan berkata-kata sendiri dalam hati tentang janji Tuhan sesuai dengan apa yang sedang kita butuhkan dari Tuhan.
Toh meminta kepada Tuhan tidak ada salahnya juga, walaupun perihal dikabulkan-Nya atau tidak, itu urusan lain.
Daripada mengatakan: "Sekalipun kujamah jubahnya, tak mungkin aku dapat disembuhkan!”, lebih baik mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh si wanita itu: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Karena prinsip dasar praktek iman adalah ini:
“Karena DENGAN HATI ORANG PERCAYA dan dibenarkan, dan DENGAN MULUT ORANG MENGAKU dan DISELAMATKAN.” (Roma 10:10).
Sekalipun kelihatannya Yesus tidak terlalu peduli pada awalnya, tapi cerita ini menjadi luar biasa karena kebutuhan akan kesembuhan itu terjawab sudah. Adalah iman yang sungguh-sungguh di mulut dan hati si wanita itulah yang telah “menarik” suatu kuasa keluar dari Diri Yesus kepada tubuh si wanita itu dan menyembuhkannya.
Dengan LATAR BELAKANG si wanita ini seperti demikian:
“Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.” (Markus 5:25-26).
Beginilah akhir dari cerita tentang penderitaannya:
“Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Markus 5:34).
Maka memahami latar belakang sebuah kerinduan itu sangat penting dalam menemukan titik temu keselarasan antara kebutuhan kita dengan kehendak Tuhan.
Tujuannya supaya kita tidak menyalahgunakan ayat ini (baca: kuasa kesembuhan Yesus) dengan latah atau memanipulasi kebenaran (baca: self encouragement) hanya untuk hanya memuaskan keinginan dan hawa nafsu rakus kita:
“Aku mau mobil Mercedez, aku mau rumah 2.000 meter, aku mau jalan-jalan ke Eropa… Dalam Nama Yesus… Dalam Nama Yesus… Dalam Nama Yesus…”
Oh, bukan!
Bukan untuk tujuan seperti itu cerita tentang wanita pendarahan ini ada dalam kitab Injil.
Tapi sayangnya si Penyesat memang bisa memakai ayat yang sama untuk memenuhi tujuan yang 180 derajat bedanya dengan kehendak Tuhan.
Maka waspadalah dalam hal penyesatan, ini dimana ayat-ayat Kitab Suci diselewengkan untuk memuaskan ambisi diri sendiri!
Sebaliknya, marilah kita temukan permata-permata kebenaran di dalam ayat-ayat tersebut.
12 tahun sakit pendarahan, kekuatan fisik sudah lenyap, uang tabungan sudah habis, komunitas telah mengucilkan sejak lama, dan hidup seolah sudah tanpa harapan lagi, hidup bagaikan mati, namun di situlah justru mujizat Tuhan perbuat!
Dengan demikian, buat kita semua sangatlah jelas pesannya:
Tetaplah percaya kepada Tuhan, karena di dalam Dia selalu ada harapan!
Jika tidak ada orang yang bisa membantu menguatkan kita lagi, maka diri kita sendirilah yang harus terus-menerus menguatkatkan hati kita sendiri.
Demikianlah karya nyata Roh Kudus hadir untuk menolong, menghibur, dan meneguhkan kita semuanya.
KUATKAN HATI DAN PIKIRAN.
PERKATAKAN TERUS JANJI TUHAN,
HINGGA FIRMAN-NYA MENJADI KENYATAAN.

Sabtu, 21 November 2015

SEKALI BERLIAN, TETAP BERLIAN

Anugerah keselamatan itu diilustrasikan bagaikan tindakan kedaulatan Tuhan mengambil seonggok tanah liat dan mengubahkannya (baca: "lahir baru") menjadi sebongkah berlian.
Yang membedakan tanah liat dengan berlian tentu saja kemilau cahayanya, yang secara langsung berdampak pada perbedaan harga jual-belinya.
Orang berdosa diumpamakan seperti tanah liat yang tidak bernilai. Namun, oleh anugerah Allah, tanah liat itu diubah menjadi berlian dengan harga mahal.

Itulah sebabnya Yesus menebus umat pilihan-Nya dengan darah yang mahal!
"... Kamu telah ditebus... dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus..." (1 Petrus 1:18-19).
Sekarang pertanyaannya:

"BISAKAH SEBONGKAH BERLIAN KEMBALI MENJADI SEONGGOK TANAH LIAT?"
1. Berlian adalah berlian, tanah liat adalah tanah liat. Keduanya berbeda dalam substansi, pancaran cahaya, dan harganya.
2. Berlian seyogyanya dipasang di jari manis kita agar terpancar "kemuliaannya".
3. Namun mungkin sekali suatu saat berlian itu "terpeleset" dari jari masin kita dan jatuh terbenam ke dalam tanah.
4. Waktu jatuh ke dalam tanah, berlian itu bisa kehilangan pancaran cahayanya karena belepotan kotoran yang menutupi permukaannya.
5. Namun demikian, pada substansinya berlian itu tetaplah berlian dan tidak berubah menjadi tanah liat.
6. Karena tetap berlian, walau pun kotor tertutup tanah, kita tetap ambil kembali dan membersihkannya dari segala kotoran yang menutupinya.
7. Setelah bersih dan bercahaya kembali, kita pun memasangnya di jari manis kita.
8. Lalu kita berusaha semampunya supaya berlian itu tidak jatuh kembali ke tanah.
9. Cuma orang tolol yang dengan sengaja menjatuhkan berlian itu lalu membersihkan kembali, lalu menjatuhkannya, kemudian membersihkannya, lalu menjatuhkannya kembali, dan kemudian membersihkannya lagi terus-menerus.
10. "Berlian" yang jatuh dan dibiarkan dikubur di tanah oleh pemiliknya, tidak diambil untuk dibersihkan, besar kemungkinan itu memang tanah liat dan bukan berlian.
Cobalah renungkan ini...
Adakah di antar kita yang mau membayar mahal sebongkah berlian yang suatu saat nanti bisa berubah kembali menjadi seonggok tanah liat kalau jatuh ke tanah?
Tentunya tidak, bukan?!
ITULAH SEBABNYA YESUS RELA MEMBAYAR KESELAMATAN KITA DENGAN HARGA YANG MAHAL.
KARENA KITA ADALAH BERLIAN DI MATA-NYA.
DAN BERLIAN TIDAK BISA MENJADI TANAH LIAT KEMBALI.

Senin, 12 Oktober 2015

BERHALA DALAM IBADAH

"Kemudian Gideon membuat efod dari semuanya itu dan menempatkannya di kotanya, di Ofra. Di sanalah orang Israel berlaku serong dengan menyembah efod itu; inilah yang menjadi jerat bagi Gideon dan seisi rumahnya." (Hakim 8:27).


Baju Efod adalah pakaian Imam Besar yang dikenakan sebagai bagian dari liturgi ibadah.
Tentu sama sekali tidak ada salahnya membuat Efod. Tapi masalahnya jika Efod itu dijadikan obyek ritual, itu menjadi PENYEMBAHAN BERHALA!
Patung orang suci, gambar salib, roti anggur perjamuan kudus, minyak urapan, baptisan selam, doa Bapa kami, pengakuan iman rasuli, persepuluhan, pengalaman supranatural, bahasa lidah, manifestasi roh, dll itu sangat baik sebagai bagian dari liturgi.
Namun bila salah satunya itu teramat sangat ditekankan sedemikian rupa hingga diperlakukan sangat-sangat spesial dalam ibadah...
Hhmmm...
Ciri-cirinya begini:
Jika ada seorang pemimpin rohani, atau siapa pun juga, mulai menggeserkan fokus umat Tuhan dari pengenalan dan penyembahan yang benar tentang Allah kepada hal-hal rohani lainnya yang bukan Allah...
Lalu mulai mengagung-agungkan hal tersebut seolah-olah itu menjadi lebih penting, lebih banyak disebut, lebih mencuri perhatian, dan dibuat lebih "nempel" di otak orang banyak...
Maka dapat dioastikan bahwa di situlah PENYEMBAHAN BERHALA mulai terjadi!
Jadi pertanyaannya:
ALLAH ATAU "EFOD"-KAH YANG KITA SEMBAH SELAMA INI?

Sabtu, 10 Oktober 2015

ARTI HIDUP

"Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap." (Yakobus 4:14). Dulu waktu kecil, saya melihat seorang wanita berkacamata dengan rambutnya yang berwarna putih, kulitnya yang begitu keriput, saya berkata di hati saya: "Tua amat ya orang itu."
Tanpa disadari, saya akan merasakan hal seperti itu. Paras akan berubah dan tidak akan bisa menjadi seperti yang dulu.
Sekarang waktu saya melihat anak-anak remaja menceritakan impian-impian idealisnya dengan penuh semangat, saya pun berkata di hati ini: "Dahulu saya pun pernah seperti itu. Dan rasanya seperti baru kemarin saja."
Sekarang juga terkadang waktu saya melihat kelompok orang tua usia emas di atas 60 tahun, hati ini berkata: "Bagaimana ya rasanya menjadi orang berusia 60 tahunan?"
Saya berasumsi orang-orang yang berusia 60 tahunan itu pun "cukup kaget" bahwa waktu begitu cepat berlalu dan menghantar mereka ke usia seperti ini sekarang.
Dan rasanya sebentar lagi pun saya akan sama seperti mereka, tepat seperti dulu saya berkata: "Tua amat ya orang itu."


Ketika waktu-waktu ini berlalu sedemikian cepatnya, sering saya bertanya pada diri sendiri:
APA SIH ARTI HIDUP INI?

Lahir, muda, tua, dan mati!
Mencari uang, mau sampai kapan? Sampai punya berapa banyak? Rasanya tidak ada kata cukup. Padahal berapa pun uang yang dimiliki, sedikit pun tak bisa dibawa mati!
Menikah, punya keluarga, beranak cucu, begitukah? Tapi Paulus, Yesus, dan mungkin rasul-rasul lainnya pun tidak menikah 'kan? Kalau itu penting, pasti mereka sudah lakukan.
Utamakan pelayanan? Ahh... Banyak juga orang mengaku pelayanan padahal yang dicarinya cuma membuat namanya sendiri dikenal dan ingin menikmati kenyamanan dan fasilitas dunia.
Makan dan minum? Justru banyak penyakit disebabkan karena makan dan minum terlalu banyak. Itu cuma bangga buat di-selfie aja. Ujung-ujungnya, penyakit apa yang ditimbulkan, mana kita tahu?
Kalau kitq melihat ke dalam kehidupan raja Salomo, dia adalah orang yang paling kaya di bumi ini, paling berhikmat juga, dan paling banyak menikahi wanita-wanita tercantik sedunia.
Rasanya semua orang ingin menjadi seperti raja ini, atau memiliki apa pernah dia miliki. Semuanya dia punya. Segalanya pernah dia cicipi. Apa lagi yang kurang?

HARTA MELIMPAH, TAHTA MENJULANG, DAN WANITA MENGELILINGI DIA SIANG DAN MALAM.
Tapi bagaimana nasib hidupnya? Nasib seseorang yang pernah memiliki seluruh dunia ini?
Engga indah-indah amat rasanya...
Sebelum matinya dia berkata:
SEMUA ADALAH SIA-SIA!
Dan raja salomo sendiri tidak pernah tahu bahwa nama besarnya yang pernah menggoncang dunia itu, dengan sangat menyesal, TIDAK TERCATAT di galeri para Pahlawan Iman di kitab Ibrani 11.

Jadi kalau bukan kekayaan, jabatan, pengetahuan, keluarga, dan pasangan hidup, lalu apa dong tujuan hidup ini? Apa yang membuat hidup ini berarti?
HIDUP INI SINGKAT, KUOTA USIANYA TERBATAS, SETIAP HARI BERKURANG TERUS, DAN HANYA SATU ARAH MENUJU KE KEMATIAN (TIDAK ADA REMEDIAL, APALAGI REINKARNASI)...

So, again...
APA ARTI HIDUP INI?
Entahlah...
Yang pasti, jadi kaya, menikah, punya keluarga, makan minum enak, bahkan jadi pendeta sekali pun BUKAN tujuan yang menjadikan hidup ini penuh arti!
Mungkin hidup ini hanyalah sekedar sebuah perjalanan sekaligus persiapan menuju kepada kematian itu kali ya?
MUNGKIN ARTI HIDUP AKAN SEMAKIN NYATA SEIRING KESIAPAN KITA MENYAMBUT HARI KEMATIAN YANG AKAN DATANG SEGERA...
Mungkin...

Senin, 05 Oktober 2015

JESUS PLUS-PLUS

Sejak awal munculnya ke-Kristenan, selalu saja ada orang-orang yang ingin "menambahkan sesuatu" kepada Pribadi Yesus Kristus.
Seperti pada zaman Paulus misalnya, orang-orang Yahudi berusaha menambahkan ritual sunat agar keimanan orang percaya kepada Kristus semakin mantap.
Mungkin maksudnya sih baik-baik saja, toh ritual sunat juga merupakan bagian dari Yudaisme kala itu.
Namun masalah mulai muncul ketika ritual sunat itu ditiadakan, maka kesempurnaan, keutuhan, dan kelengkapan Pribadi Kristus menjadi berkurang!
Kelihatannya sepele ya?
Namun dampak dari pergeseran fokus dibalik fenomena"Jesus Plus-Plus" ini bisa sangat memprihatinkan, khususnya di kalangan orang-orang yang tidak mengenal Pribadi Yesus Kristus secara benar!
"Jesus Plus Plus" sekilas kelihatannya memang baik, tapi ketika Plus-Plus-nya itu dibuang, hasilnya bukan kembali kepada Jesus Only, tapi malah berubah menjadi Jesus Minus-Minus.
Artinya, kalau cuma Yesus (tanpa plus ini dan plus itu), maka hasilnya jadi minus!
Ada perasaan "masih kurang" jika cuma punyanya Yesus saja!
Beberapa contoh konkrit di masa kini misalnya:
Yesus plus perjamuan kudus dan plus minyak urapan.
Tidak ada yang salah dengan perjamuan kudus dan minyak urapan. Tapi salah besar, kalau seseorang tidak pulang membawa roti dan anggur atau tidak membungkus minyak urapan, langsung berasa bahwa Yesus-nya jadi kurang mantep!
Contoh lainnya:
Yesus plus ziarah ke tanah suci.
Tidak ada yang salah pergi ziarah ke tanah suci. Tapi salah besar kalau seseorang tidak pernah pergi berkunjung ke tanah suci, langsung dicap bahwa urapannya, visinya, kuasanya, dan pelayanannya jadi kurang maknyus!
Contoh lainnya lagi:
Yesus plus 7 elemen atau senjata atau whatever it's name is.
Ini rasanya paling konyol, yaitu ketika seseorang berbakti lalu ditakut-takuti dengan berbagai macam kutuk harian dan kutuk bulanan, lalu oleh karenanya harus membawa elemen atau senjata penangkalnya.
Atau sebaliknya, diiming-imimgi dengan berjuta-juta janji kemakmuran, sehingga oleh karenanya kemana-mana selalu membawa senjata atau elemen ini sebagai jimat penglarisnya.
Sungguh konyol!
KONYOOOOLLLL!!!
Tahu ga sih, bahwa ketika kita menambahkan sesuatu pada Pribadi Yesus Kristus, maka kita sedang menciptakan "yesus-yesus" lainnya, yang BUKAN Yesus sejati?
Campurkan susu cair ke sebotol coca cola, maka yang kita dapatkan BUKAN coca cola murni lagi di botol itu.
Campurkan merk Reebok di sepatu Nike, maka yang kita dapatkan BUKAN sepatu Nike asli lagi di kaki kita.
Campurkan obat pencahar di satu sendok makan obat batuk cair, maka yang kita dapatkan BUKAN obat batuk cair ampuh di sendok makan itu.
Campurkan merk Samsung di iPhone yang kita punya, maka kita dapatkan sebuah HP yang BUKAN Samsung orisinil.
Campurkan emas 24 karat dengan tembaga, maka yang kita dapatkan BUKAN emas 24 karat di kotak perhiasan kita.
Campurkan sayur kari dengan sayur asem, makabyang kita dapatkan BUKAN sayur kari lagi.
Sekarang coba campurkan Yesus dengan perjamuan kudus, minyak urapan, ziarah tanah suci, atau 7 elemen atau senjata, maka kita dapatkan BUKAN Yesus yang tertulis di Kitab Suci.
Inilah cara paling licik yang Iblis pakai untuk menyesatkan unat Tuhan, tanpa terasa bahwa mereka sedang disesatkan sedemikian rupa!
Kata si Iblis: "Gak apa kok percaya Yesus, tapi pake plus plus ya..."
Mungkin inilah yang dimaksud Paulus dengan "Iblis menyamar menjadi malaikat terang."
"... Jika ada seorang datang memberitakan YESUS YANG LAIN... Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang" (2 Korintus 2:11, 14).
"YESUS PLUS-PLUS" BUKANLAH YESUS SEJATI, MELAINKAN IBLIS YANG MENYAMAR MENJADI YESUS!

Sabtu, 03 Oktober 2015

CHRIST IS ENOUGH

Sing (Hillsong)
Chorus:
Christ is enough for me
Christ is enough for me
Everything I need is in You
Everything I need

Sungguhkah Yesus sudah cukup?
Atau perlu ditambah dengan:
- Berziarah ke tanah suci
- 7 (atau lebih) elemen bumi
- Talmud dan Kabbalah
- Menyematkan Tallit
- Perjamuan kudus
- Minyak urapan
- Persepuluhan
- Buah sulung
- Baptisan ulang
- Melihat blood moon
- Kultus hamba Tuhan
- Menjadi full timer
- Denominasi gereja
- Dogma gereja
- Liturgi peribadatan
- Mujizat kesembuhan
- Gerakan memberkati Israel
- Meniup-niup shofar
- Merayakan Yobel besar
- Penglihatan surga neraka
- Parade rohani di jalanan
- Dan lain sebagainya

Sebagian (tidak semua) tambahan di atas boleh-boleh saja dilakukan, ASAL tidak menggeser, mengubah, mengganti, mencampur, menambahi, mengurangi, apalagi meniadakan kepenuhan dan keutuhan Pribadi Yesus Kristus di dalam keimanan dan peribadatan kita.
Karena ketika tambahan-tambahan di atas menjadi lebih penting daripada Yesus, artinya lebih banyak disinggung-singgung dari atas mimbar, dan simbol-simbolnya lebih banyak diketemukan/dipertontonkan di dalam rumah ibadat, sehingga akibatnya jadi lebih banyak diingat-ingat dan dicari-cari oleh jemaat, itu sudah SALAH KAPRAH dan cenderung MENYESATKAN!
Ketika Injil ditambah dengan hal-hal lain, maka Injil itupun berubah menjadi bukan Injil lagi!
Cuma sayangnya, ada saja orang-orang yang merasa lebih mantap jika Yesus yang mereka punyai itu ditambah dengan bumbu-bumbu penyedap rasa ini dan itu, dan dihiasi dengan berbagai pernak-pernik di sana-sini.
Akibatnya Injil yang mereka yakini bukanlah Injil yang Alkitabiah, dan Yesus yang mereka percayai juga bukan Yesus yang ada di Kitab suci.
Sama seperti setengah botol susu yang ditambah setengah botol coca cola tentu menjadi sesuatu yang lain, bukan susu, bukan juga coca cola.
Namun sayangnya, jika seseorang belum pernah mencicipi rasa susu atau coca cola yang asli, maka dia tidak pernah bisa membedakan bahwa yang ada di botol itu susukah, coca colakah, atau campuran keduanya?
Sehingga ketika seorang pengajar muncul dengan menu campuran dan berkata: "Inilah sebotol susu murni", maka mereka yang tidak tahu rasa yang asli itu pun terkelabui total!
Perhatikanlah tulisan Paulus tentang SINKRETISME (ajaran campur aduk) ini:
"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya BUKAN INJIL. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, TERKUTUKLAH DIA.
Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia." (Galatia 1:6-9).

Jadi, jangan bangga menjadi seorang pengajar, atau berada di sebuah rumah ibadat, yang mana ajaran tentang Yesusnya itu berasa "distinguished" alias spesial karena ada menu tambahan/campuran ini dan itu, yang tidak diketemukan di rumah ibadat lainnya, terlebih lagi pada bagian mana pun di Kitab Suci.
Daripada bangga, lebih baik tobat!
Tobat sebelum kualat!
Tobat sebelum Tuhan damprat!
Tobat sebelum hari kiamat!

Karena "gelar" buat orang-orang yang seperti ini, langsung saja, mengutip perkataan Paulus: TERKUTUK!!!
Mungkin karena hal ini bisa menyinggung ego orang lain, sama seperti Paulus menyinggung ego para pengajar top level dengan ajaran sinkretismenya itu, akhirnya banyak orang lebih baik diam saja, tutup mulut, cari aman, sambil mengeluarkan jurus pamungkas: "Jangan menghakimi!"
Padahal tidakkah kita menyadari bahwa "jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa." (Yakobus 4:17).
Jika kita tahu itu ajaran "aneh" tapi kita diam saja hanya untuk menjaga agar "api di dapur rumah kita tetap ngebul menyala", padahal jelas-jelas ajaran dan praktek yang kita lihat sudah semakin menggila dan menjauh dari Injil yang sebenarnya, artinya kita pun telah sepakat terhisab di dalamnya!
DIAM TANDA SEPAKAT!
Dan jika kita tetap diam saja tak bergeming, sekalipun kita mengaku bahwa kita adalah hamba Tuhan, maka kenyataannya, secara tidak langsung, kita telah menjadi hamba dari seseorang dengan ajaran sinkretismenya itu!
BANYAK YANG BANGGA DENGAN PREDIKAT "HAMBA TUHAN" PADAHAL PADA PRAKTEKNYA CUMA JADI "HAMBA MANUSIA!"
Jika kita melakukan apa yang Yesus perintahkan, maka kita menjadi hamba Yesus. Sebaliknya jika kita melakukan apa yang orang mau, maka kita menjadi hamba orang itu.
Sesederhana itu, kan?!
Tidak perlu kita berotak jenius atau berohani super untuk bisa memahami hal tersebut!
Tidak perlu juga kita tersinggung, karena tersinggung tidak pernah membuat hidup kita lebih baik dan berkenan.
Tapi marilah kita berintrospeksi, bercermin kepada apa yang Paulus tuliskan di bawah ini:
"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." (Galatia 1:10).
Sama seperti Paulus, orang-orang yang memiliki landasan iman bahwa CHRIST IS ENOUGH, tidak pernah takut kepada siapa pun, tidak pernah takut dengan ajaran apa pun, dan tentu saja, lebih-lebih lagi, tidak pernah takut dapurnya berhenti ngebul akibat memberitakan Yesus Kristus sesuai dengan ajaran Kitab suci!
CHRIST IS ENOUGH.
EVERYTHING I NEED IS IN YOU.