Minggu, 09 Desember 2018

FAITH DOES NOT QUIT

Yohanes 21:3, 6.
Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka TIDAK MENANGKAP APA-APA. 
Maka kata Yesus kepada mereka: "TEBARKAN JALAMU di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu MEREKA MENEBARKANNYA dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena BANYAKNYA IKAN. 

Pengalaman Petrus melaut di danau Tiberias/Galilea tentu tidak perlu diragukan lagi karena hampir seumur hidupnya dia bekerja sebagai nelayan di situ. Maka pastinya dia tahu betul di sekitar mana dan pada jam berapa ikan begitu mudah didapat. Namun sayangnya malam itu dia belum 'hoki', melaut semalaman, berusaha habis-habisan tapi hasilnya nihil.

Kini waktu melaut sudah habis, angin telah berbalik bertiup dari laut ke darat, ikan mulai menyelam ke bagian laut yang lebih dalam, artinya sudah bukan waktu terbaik untuk menjala ikan, dan Petrus pun harus kembali ke pantai dengan hasil nol besar.

Lelah.
Kecewa.
Bingung.
Marah.
Frustasi.

Itu manusiawi.

Namun justru di situlah, pada saat yang tidak pernah terduga itulah Yesus menyatakan dirinya. Secara waktu manusia ya memang sudah terlambat, namun waktu Tuhan tidak pernah demikian.

Ketaatan tidak mengenal waktu yang tepat. Percaya tidak mengenal kosakata menyerah. Mujizat dari pihak Tuhan tidak mengenal batasan waktu. Artinya Tuhan bisa bekerja kapan pun, dimana pun, dan dengan cara apa pun menurut keputusan kehendak-Nya.

Itu ilahi.

Pertanyaannya:
Apakah kita masih tetap percaya dan taat sekalipun "waktu yang terbaik" untuk hal tersebut rasanya sudah berlalu?

Jika Petrus gagal melemparkan jalanya sekali lagi, dia menyerah pada keadaaannya yang mengecewakan itu, maka cerita hasil tangkapan BANYAKNYA IKAN, di tengah waktu yang tidak tepat, tidak akan pernah terjadi!

Demikianlah Tuhan akan membawa umat-Nya masuk sampai ke area "tidak ada dasar lagi" untuk melatih kita tetap percaya dalam arti yang sesungguhnya.

ALLAH ADALAH PENYATAAN.
IMAN ADALAH PENGENALAN.
TAAT ADALAH PENGALAMAN.

INILAH KEKAYAAN ROHANI YANG SEJATI.