Selasa, 31 Mei 2016

SELF ENCOURAGING

“Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena KATANYA DALAM HATINYA: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.“ (Matius 9:20-22).
Entah apa namanya perbuatan si wanita pendarahan itu. Self confession-kah? Self affirmation-kah? Self faith-kah? Apapun itu, yang pasti hasilnya dia disembuhkan! Dan saya lebih condong menyebutkan SELF ENCOURAGEMENT, alias menguatkan diri sendiri.
Mungkin tak ada salahnya juga menguatkan diri sendiri dengan berkata-kata sendiri dalam hati tentang janji Tuhan sesuai dengan apa yang sedang kita butuhkan dari Tuhan.
Toh meminta kepada Tuhan tidak ada salahnya juga, walaupun perihal dikabulkan-Nya atau tidak, itu urusan lain.
Daripada mengatakan: "Sekalipun kujamah jubahnya, tak mungkin aku dapat disembuhkan!”, lebih baik mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh si wanita itu: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Karena prinsip dasar praktek iman adalah ini:
“Karena DENGAN HATI ORANG PERCAYA dan dibenarkan, dan DENGAN MULUT ORANG MENGAKU dan DISELAMATKAN.” (Roma 10:10).
Sekalipun kelihatannya Yesus tidak terlalu peduli pada awalnya, tapi cerita ini menjadi luar biasa karena kebutuhan akan kesembuhan itu terjawab sudah. Adalah iman yang sungguh-sungguh di mulut dan hati si wanita itulah yang telah “menarik” suatu kuasa keluar dari Diri Yesus kepada tubuh si wanita itu dan menyembuhkannya.
Dengan LATAR BELAKANG si wanita ini seperti demikian:
“Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.” (Markus 5:25-26).
Beginilah akhir dari cerita tentang penderitaannya:
“Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Markus 5:34).
Maka memahami latar belakang sebuah kerinduan itu sangat penting dalam menemukan titik temu keselarasan antara kebutuhan kita dengan kehendak Tuhan.
Tujuannya supaya kita tidak menyalahgunakan ayat ini (baca: kuasa kesembuhan Yesus) dengan latah atau memanipulasi kebenaran (baca: self encouragement) hanya untuk hanya memuaskan keinginan dan hawa nafsu rakus kita:
“Aku mau mobil Mercedez, aku mau rumah 2.000 meter, aku mau jalan-jalan ke Eropa… Dalam Nama Yesus… Dalam Nama Yesus… Dalam Nama Yesus…”
Oh, bukan!
Bukan untuk tujuan seperti itu cerita tentang wanita pendarahan ini ada dalam kitab Injil.
Tapi sayangnya si Penyesat memang bisa memakai ayat yang sama untuk memenuhi tujuan yang 180 derajat bedanya dengan kehendak Tuhan.
Maka waspadalah dalam hal penyesatan, ini dimana ayat-ayat Kitab Suci diselewengkan untuk memuaskan ambisi diri sendiri!
Sebaliknya, marilah kita temukan permata-permata kebenaran di dalam ayat-ayat tersebut.
12 tahun sakit pendarahan, kekuatan fisik sudah lenyap, uang tabungan sudah habis, komunitas telah mengucilkan sejak lama, dan hidup seolah sudah tanpa harapan lagi, hidup bagaikan mati, namun di situlah justru mujizat Tuhan perbuat!
Dengan demikian, buat kita semua sangatlah jelas pesannya:
Tetaplah percaya kepada Tuhan, karena di dalam Dia selalu ada harapan!
Jika tidak ada orang yang bisa membantu menguatkan kita lagi, maka diri kita sendirilah yang harus terus-menerus menguatkatkan hati kita sendiri.
Demikianlah karya nyata Roh Kudus hadir untuk menolong, menghibur, dan meneguhkan kita semuanya.
KUATKAN HATI DAN PIKIRAN.
PERKATAKAN TERUS JANJI TUHAN,
HINGGA FIRMAN-NYA MENJADI KENYATAAN.